My Ping in TotalPing.com

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ٬ اسَّلآمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

AHLAN WA SAHLAN

Selamat berkunjung; Selamat mengikuti dakwah guna meningkatkan pemahaman figh sunah sebagai penambah bekal menuju Kehidupan Islami. Mulai diluncurkan 27 Pebruari 2011, Insya Allah, diposting sambil menunggu panggilan Nya.

وَسَّلَا مُ عَلَيكُمْ وَرَهْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَا تُهُ

Salam Hormatku dan Keluarga

situs fiqh sunah ini : http://aslam5.blogspot.com klik situs aqidah syariah : http://aslam3.blogspot.com

Friday 11 March 2011

005. SYUKUR LAUT


Melakukan upacara Syukur Laut atau disebut Sedekah Laut, merupakan upacara mengucap kepada sang penguasa laut; rasa syukur patut diunjukkan karena telah memberi kemudahan rizki dan keselamatan dalam pelayaran. Amalan initidak Islami dan mengarah pada kemusyrikan
005. SYUKUR LAUT
Bahjedun segera membuka tausiah, ketika para remaja sudah memenuhi serambi masjid kompleks; lalu angkat bicara, “Para remaja yang Insya Allah selalu ditambahkan barokah Nya. Pada tausiah yang lalu, sudah kita bahas penyelenggaraan Syukur Bumi atau dikenal dengan istilah Sedekah Bumi. Kecuali itu, masih ada sedekah-sedekah lain, misalnya syukuran di makam yang dikeramatkan, Syukur Laut, dan masih banyak lagi”; berhenti sejenak.
Lalu diteruskan, “Seperti halnya Sedekah Bumi, Syukur Laut juga lebih dikenal dengan Sedekah Laut; biasanya dilakukan oleh komunitas yang tinggal di pesisir. Unsur yang mendorong dilaksanakannya Sedekah Laut, terutama karena laut telah memberi rizki dan telah bermurah hati untuk menyelamatkan jiwa para nelayan yang mengarungi sampai jauh dari garis pantai. Marilah kita cermati, ayat-ayat Al Quran yang menegaskan tentang karunia laut bagi manusia; misalnya dalam QS Al Isra’ (17):6 yang mencantumkan firman Nya,
رَّبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُواْ مِن فَضْلِهِ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً ﴿٦٦﴾
Artinya, Tuhan mu adalah yang melayarkan kapal-Kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu. Ada dua hal yang difokuskan pada ayat ini, pertama, Dia saja yang mengizinkan perlayaran di lautan; kedua, Dia saja yang mengizinkan manusia untuk mencari karunia yang tersimpan di lautan, antara lain ikan-ikan berbagai bentuk dan berbagai ukuran. Penegasan lainnya, dapat dicermati dalam QS An Nahl (16):14 terdapat firman Nya,
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُواْ مِنْهُ لَحْماً طَرِيّاً وَتَسْتَخْرِجُواْ مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُواْ مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٤﴾
Artinya, Dan Dia lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia Nya, dan supaya kamu bersyukur. Melalui ayat ini, Dia menegaskan dengan sangat gamblang, betapa Dia telah menundukkan laut bagi manusia; untuk apa? untuk meraih rizki yang tersimpan didalamnya. Rizki Nya berupa ikan, atau benda-benda yang dapat dipakai sebagai perhiasan seperti mutiara, dan menjadikan laut sebagai sarana transportasi yang melayarkan kepal-kapal”; berhenti sejenak, karena ada yang mengacungkan tangannya; setelah diiyakan, lalu tanyanya, “Pak Ustadz, dalam ayat tadi disebutkan, dan supaya kamu bersyukur, bukankah Sedekah Laut itu merupakan bentuk syukur?”; suasana menjadi hening diseling angin sejuk semilir memasuki masjid.
Keheningan terpecahkan, ketika Bahjedun bicara, “Para remaja yang Insya Allah selalu ditambahkan nikmat Nya. Betul sekali, bahwa setiap umat diwajibkan syukur atas seluruh karunia Nya; baik yang berasal dari darat, udara, maupun laut. Tetapi pelaksanaan Sedekah Laut tidak mengedepankan syukur kepada Allah س melainkan ucapan syukur dipanjatkan kepada Ratu ini, Ratu itu. Para Ratu itu tidak memberi rizki sedikitpun, karena sesungguhnya Allah س saja yang memiliki sifat Maha Memberi Rizki”; Bahjedun terhenti, karena remaja itu minta waktu bertanya lagi. Saat Bahjedun mengangguk, ditanyakan, “Bagaimana jika Sedekah Laut itu dilaksanakan dengan cara Islami dilengkapkan dengan doa kepada Allah س, bukan doa syukur kepada ratu-ratu?”. Menanggapi pertanyaan ini, Bahjedun menjelaskan, “Islam, sebagai satu-satunya agama di sisi Allah س memiliki adab tata cara melakukan syukur atas seluruh karunia Nya; bukan dengan mengadakan upacara seperti itu. Misalnya dengan melafadzkan hamdalah disertai doa, Ya Allah, kami mengucap syukur atas seluruh karunia yang Engkau berikan; izinkahlah kami untuk memanfaatkan seluruh karunia Mu pada jalan yang Engkau ridhai; ini contoh saja; ucapan lain dapat direka sendiri sesuai dengan keinginannya”; berhenti sejenak.
Sesaat kemudian diteruskan, “Mengucap syukur merupakan kewajiban, seperti yang terdapat dalam firman tadi. Allah س sangat menekankan perlunya mengucap syukur, karena sesungguhnya sebagian manusia enggan bersyukur. Sinyalemen keengganan bersyukur, misalnya dapat dicermati dalam QS Al Isra’ (17):67 yang mencantumkan firman Nya,
وَإِذَا مَسَّكُمُ الْضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإِنْسَانُ كَفُوراً ﴿٦٧﴾
Artinya, Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih. Ayat ini menegaskan, ciri manusia jika menghadapi bahaya, yaitu selalu kembali kepada Allah س; tetapi bagi kalangan komunitas yang menyelenggarakan Sedekah Laut, apakah jika menghadapi bencana juga memohon kepada Allah س atau kepada ratu ini, ratu itu?”; tanpa menunggu jawaban, Bahjedun meneruskan, “Jika memohon keselamatan kepada ratu ini, ratu itu, maka musyriklah mereka; padahal Allah س saja yang dapat menyelamatkan semua umat Nya. Anehnya, melalui ayat ini sudah ditegaskan, manusia selalu suka tidak berterima kasih”.
Tak lama kemudian, Bahjedun menutup tausiah; para remaja saling bicara satu sama lain, dan bersegera pulang.

No comments:

Post a Comment