My Ping in TotalPing.com

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ٬ اسَّلآمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

AHLAN WA SAHLAN

Selamat berkunjung; Selamat mengikuti dakwah guna meningkatkan pemahaman figh sunah sebagai penambah bekal menuju Kehidupan Islami. Mulai diluncurkan 27 Pebruari 2011, Insya Allah, diposting sambil menunggu panggilan Nya.

وَسَّلَا مُ عَلَيكُمْ وَرَهْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَا تُهُ

Salam Hormatku dan Keluarga

situs fiqh sunah ini : http://aslam5.blogspot.com klik situs aqidah syariah : http://aslam3.blogspot.com

Saturday 5 March 2011

003. TANDA SYUKUR


Syukur, adalah separuh dari iman; separuhnya lagi adalah sabar, demikian dikisahkan dalam HR Al Baihaqi ر; marilah kita selalu syukur

Minggu pagi sesudah Shalat Dhuha berjamaah, di masjid kompleks sudah berkumpul para remaja; Bahjedun membuka tausiah pagi itu dengan memperkenalkan sepuluh mahasiswa yang ikut bergabung. Sesaat kemudian, dibukanya tausiah dan ditanyakan, apakah ada yang ingin ditanyakan; suasana hening, seolah memberi kesempatan untuk merangkai kata guna bertanya. Keheningan terpecahkan, ketika Bahjedun menyilahkan Agépé yang mengacungkan tangannya; lalu katanya, “Pak Ustadz”; begitu Agépé memanggil dosennya ketika bertausiah di masjid ini; lalu diteruskan, “Dalam tausiah dulu dibahas seorang ibu muda yang melakukan sujud syukur; lalu dibahas syarat menunaikan sujud syukur; Pertanyaan saya, perlukah kita mengucap syukur ?”.
“Para remaja yang Insya Allah selalu ditambahkan karunia Nya; memang betul pernah dibahas tentang seorang ibu muda melakukan sujud syukur di Mal karena memenangkan Undian berhadiah Ibadah Umrah. Undian itu sendiri, adalah perbuatan yang haram karena maknanya adalah mengundi nasib, seperti yang dilakukan kaum kafir Kota Mekah pada masa kenabian Muhammad Rasulullah ص yang menggunakan anak panah. Pelaksanaan sujud syukur harus memenuhi 4 syarat, yaitu pertama, sujud sesaat setelah menerima berita gembira yang khalal; kedua, sujud dilakukan dalam keadaan suci; ketiga, sujud ditunaikan di tempat yang suci; keempat, sujud dilakukan dalam waktu lama dengan melafadzkan bacaan tertentu. Menjawab pertanyaan, apakah wajib mengucap syukur, marilah kita cermati makna QS Al Kautsar (109):1-2, yang berisi firman Nya,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ﴿١﴾ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ﴿٢﴾
Artinya, (1) Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. (2) Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Ayat ini menegaskan, betapa banyak nikmat Nya yang diterimakan kepada umat Nya; bagi yang beriman maupun yang kafir”.
Setelah berhenti sejenak, lalu diteruskan, “Udara yang kita hirup sejak lahir sampai akhir hayat, diperoleh tanpa biaya; jika harus dibeli, alangkah banyak uangnya.  Sinar matahari yang berguna untuk kesehatan tubuh dan pertumbuhan tanaman, juga bisa diperoleh secara cuma-cuma; seandainya harus dibeli, berapa uang yang harus dikeluarkan? Kalau mau tidur, harus mengantuk dulu, sehingga bisa mencari tempat yang aman; di kasur, di dipan atau di lantai sekalipun; bagaimana jika tidur tanpa didahulu rasa kantuk?, bisa-bisa tertidur dalam perjalanan; mungkin saat mengendarai motor atau sedang mengendarai mobil; bisa celaka”; Bahjedun berhenti, karena di sana-sina terdengar cekikikan lirih.
Dari remaja kompleks ada yang ingin bertanya; setelah disilahkan, katanya, “Apakah ada dalil yang mengharuskan untuk melakukan syukur ?” Mendengar pertanyaan ini, Bahjedun membuka Kitab Tafsir Al Quran, lalu katanya, “Dalam QS Ibrahim (7):7, terdapat firman Nya,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ﴿٧﴾
Artinya, Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu syukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya adzab Ku sangat pedih". Firman ini diwahyukan kepada Nabi Musa ع ketika para pengikutnya tidak melakukan syukur setelah diselamatkan dari kejaran tentara Fir`aun (laknatullah); lalu diwahyukan kepada Nabi Muhammad Rasulullah ص; sebagai peringatan kepada kaum yang tidak syukur atas seluruh nikmat Nya. Ayat ini mengisyaratkan, agar setiap umat melakukan syukur dan dipastikan Dia menambahkan kenikmatan bagi mereka yang syukur; dan bagi yang mengingkari nikmat Nya, niscaya mendapat siksa pedih”.
Seorang remaja mengacungkan tangannya, setelah diiyakan, katanya, “Pak Ustadz, apa maksud dari lafadz yang syukur pasti ditambah nikmat Nya, dalam ayat tadi?” Setelah Bahjedun membetulkan silanya, lalu dikatakan, “Kalau kita syukur karena mendapat nilai yang baik bukan karena menyontek, Insya Allah, Allah س menambahkan kecerdasan kepada kita. Kalau mengucap syukur karena terlepas dari bahaya, Insya Allah, Dia menambahkan keselamatan bagi kita”; berhenti sebentar, lalu diteruskan, “Kejadian yang membiasa kita berucap syukur, adalah ketika kita bersin; tetapi yang sering kita dengar, kalau bersin malah mengumpat, karena bersin dianggap mengganggu dirinya. Marilah mencermati HR Bukhari dari Ali عنهما, dikatakan, bahwa Nabi ص bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah mengucapkan alkhamdulillah, dan bagi yang mendengar, hendaknya mengucapkan untuknya yarkhamukallah (semoga Allah memberikan rahmat kepadamu). Apabila ia mengucapkan kepadanya yarhamukallah, hendaklah orang yang bersin mengucapkan yahdi kumullah wa yushlihu balakum (Mudah-mudahan Allah memberikan petunjuk dan memperbaiki hatimu)”. Hadis ini memberi dua tuntunan; pertama, adab etika bersin yang menempatkan bersin sebagai nikmat Nya; kedua, mengucap alkhamdulillah mencerminkan sikap syukur. Jadi kalau kita menerima kabar yang menggemberikan lalu mengucapkan lafadz alkhamdulillah, maka ucapan itu sudah termasuk tanda syukur”.
Sesaat setelah berhenti bicara, Bahjedun menutup tausiah singkat di minggu pagi itu; para remaja terlihat puas memperoleh pengayaan ilmu ini, meski dalam benaknya masih tersimpan berbagai pertanyaan yang dapat menjadi bahan tausiah mendatang.

No comments:

Post a Comment